Profil Pengasuh



Kiai Kuswaidi Syafiie lahir di kampung Dajaleke, Karangcempaka, Bluto, Sumenep, Madura, diujung tahun 1971. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tasawuf, tentu tugas yang dibebankan kepada dirinya lebih berat dibandingkan menjadi pengasuh Pondok Pesantren pada umumnya[1].

Kiai Kuswaidi Syafi’ie mendalami kajian tasawuf, semenjak kisaran tahun 1986-an, ketika ia tercatat sebagai santri di salah satu santri di Pondok Pesantren Nurul Islam, Karangcempaka, Sumenep, Madura. Di Pondok Pesantren tersebut, Kiai Kuswaidi Syafi’ie, nyantri selama 13 tahun. Adapun kitab tasawwuf yang pertamakali dikajinya, antara lain: Ihya Ulumuddin, Nurudh Dholam, karya Syekh Muhammad Nawawi Asy-Syafi’ie (al-Bantani Al-Jawi), dan Hidayatul Azkiya ila Thariqil Awliya, karya Zeinuddin ibn Ali al-Ma’bari al-Malibari[3]

Pada tahun 1992, ia hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan studinya di IAIN Sunan Kalijaga  (sekarang UIN Sunan Kalijaga) , Yogyakarta. Pada saat itu jurusan yang ditempuhnya adalah Aqidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin. Semenjak berstatus Mahasiswa Kiai Kuswaidi Syafi’ie tercatat sebagai penulis muda produktif. Beberapa karya berupa: Esai, cerpen dan puisi, pernah dipublikasikan di media-media nasional dan lokal, seperti: Kompas, Republika, Jawa Pos, Surabaya Post, Bernas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, dan Suara Muhammdiyah.[4]

Saat ini Kiai Kuswaidi Syafi’ie diminta untuk mengisi kolom religi di Koran Sindo setiap hari Jum’at. Selain menulis di beberapa surat kabar nasional dan lokal, Kiai Kuswaidi Syafi’ie juga menerbitkan beberapa buku bernuansa tasawuf, yaitu antara lain:

  1.     Tarian Mabuk Allah, yaitu berupa kumpulan Puisi Sufistik, diterbitkan, Pustaka Pelajar, 1999, Yogyakarta
  2.     Memanjat Bukit Cahaya, yaitu berupa kumpulan Cerpen Sufistik, diterbitkan, Fajar Pustaka, 2000, Yogyakarta
  3.     Pohon Sidrah, yaitu berupa kumpulan Puisi Sufistik, diterbitkan, Fajar Pustaka, 2002, Yogyakarta
  4.     Tafakkur di Ujung Cinta, yaitu berupa kumpulan Esai Sufistik, diterbitkan, Pustaka Pelajar, 2003, Yogyakarta
  5.     Sepotong Rindu untuk Kanjeng Nabi Saw, yaitu berupa kumpulan Esai Sufistik, diterbitkan, Pustaka Pelajar, 2005, Yogyakarta
Adapun beberapa karyanya yang masih belum diterbitkan antara lain:

  1.     Berjumpa Tuhan di Mustawan, yaitu berupa karya ilmiah tentang konsepsi Insan Kamil Al-Jili
  2.     Menggenggam Batu Jadi Permata: Relasi Allah dan Manusia dalam Puisi-puisi Muhammaf Iqbal, yaitu berupa karya ilmiah bernuansa sufistik[5]

Selain aktif menulis, Kiai Kuswaidi Syafi’ie juga aktif membacakan karya-karya puisi sufistiknya di beberapa kota di Indonesia, seperti: Denpasar, Mataram, Makasar, Bandung, Purwokerto, Surabaya, Malang, Solo, Magelang dan Yogyakarta.

Kiai Kuswaidi Syafi’ie juga aktif mengisi ceramah ilmiah, di beberapa Pondok Pesantren di tanah Jawa, seperti:

  •     Pondok Pesantren Nurul Jadi (Probolinggo)
  •     Pondok Pesantren Darul Falah (Mojokerto)
  •     Pondok Pesantren Raudhatun Nasyiin (Mojokerto)
  •     Pondok Pesantren Tebuireng (Jombang)
  •     Pondok Pesantren Bahrul Ulum (Jombang)
  •     Pondok Pesantren Darul Ulum (Jombang)
  •     Pondok Pesantren Al-Munawir (Yogyakarta)
  •     Pondok Pesantren Hasyim Asy’Ari (Yogyakarta)
  •     Pondok Pesantren Fauzul Muslimin (Yogyakarta)
  •     Pondok Pesantren Nurul Ummah (Yogyakarta)
  •     Pondok Pesantren An-Nawari (Sumenep, Madura)
  •     Pondok Pesantren An-Nuqayah (Sumenep, Madura)
  •     Pondok Pesantren Darul Ulum (Pamekasan, Madura)[6]

Semenjak tahun 2005, aktif mengisi pengajian tasawuf di Pondok Pesantren Hasyim Asy’Ari, Krapyak, salah Pondok Pesantren kepenulisan yang dirintis oleh Kiai Zainal Arifin Toha. Kiai Kuswaidi Syafi’ie tercatat sebagai salah satu pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren kepenulisan tersebut. Pada kisaran tahun yang sama ia juga aktif mengisi pengajian tasawuf di Majelis Dzikir Muhibbin Rasulullah saw, di Maguwoharjo, yang dirintis oleh Habib Usman.

Pada tahun 2007 aktif mengisi pengajian tasawuf di Desa Balonglor, Baturono, pada tahun 2009 aktif mengisi pengajian tasawuf di desa Berebah, dan pada tahun 2012 tiap bulan mengisi pengajian di Pondok Pesantren Hasyim Asy’Ari, Cabean, Bantul dan pada tahun 2013 aktif mengisi pengajian jama’ah Maiyah di TKIT Al-Hamdulillah Tamantirto, Bantul, yang dirintis oleh Emha Ainun Najib

Kiai Kuswaidi Syafi’ie juga aktif mengisi pengajian tasawuf di beberapa kota di Indonesia, antara lain: Di Kecamatan Kalisat, Jember, Daerah Bondowoso, desa Bluto, Sumenep, Madura, Kepuluan Giligenteng, Sumenep Madura, termasuk di beberapa majlis kajian di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages