Pondok Pesantren Maulana Rumi didirikan oleh Kiai Kuswaidi
Syafi’ie. Beliau mulai merintis Pondok Pesantren Maulana Rumi semenjak tahun
2007. Diawali dari beberapa pengajian keliling yang dilaksanakan secara rutin
selama beberapa tahun. Pengajian keliling pertama yang dirintis oleh Kiai
Kuswaidi Syafi’ie bertempat di Desa Balonglor, Baturetno, dengan jumlah jama’ah
pengajian masih dua orang. Adapun kitab yang dikaji pada waktu adalah Tafsir
Ibn ‘Arabi, berjumlah 2 jilid, yang berisi terkait dengan pembahasan dimensi
terdalam dari ayat-ayat al-Qur’an
Pada tahun yang sama di Desa Balonglor juga, Kiai Kuswaidi
Syafi’ie kembali merintis pengajian dengan jumlah jama’ah yang sudah mulai
bertambah. Beberapa Jama’ah terdiri dari Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta (sekarang bernama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Adapun kitab yang
dikaji pada waktu adalah Fusuthul Hikam, karya Ibn ‘Arabi. Pengajian tersebut
berlangsung hingga tahun 2008
Pada tahun 2009, pengajian yang dirintis oleh Kiai Kuswaidi
Syafi’ie pindah ke Sareman, dekat terminal Giwangan. Pada saat itu selain ada
pengajian yang dilaksanakan habis Isya’, juga terdapat beberapa pengajian yang
diadakan pada jam seperti tiga malam akhir, yaitu dari jam 01:00 wib hingga
subuh. Pengajian di jam sepertiga malam itu dilaksanakan pada Selasa malam dan
Jum’at Malam. Adapun kitab yang dikaji adalah Sarah Kitab al-Hikam, Ibn Arabi.
Pengajian tersebut berlangsung hingga tahun 2011. Seiring
dengan perjalanan waktu, dan semakin bertambah banyaknya jama’ah pengajian
tasawwuf Kiai Kuswaidi Syafi’ie. Maka
semenjak saat itu mulai terbersit untuk menyatukan mereka dalam sebuah
lembaga pendidikan berupa Pondok Pesantren dengan konsep Pondok Pesantren Salaf
dengan muatan sufisme.
Ide untuk mendirikan Pondok Pesantren Sufi, sebenarnya tidak
murni lahir dari inisiatif Cak Kus. Inisiatif tersebut juga datang dari
keinginan beberapa jama’ah pengajian Cak Kus, yaitu antara lain: Bapak
Najamuddin, Bapak Muhammad Wahib, Bapak Muhammad Hamdi dan seterusnya. Hingga
pada 1 Oktober 2011, didirikanlah Pondok Pesantren Maulana Rumi di Sewon,
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya Pondok Pesantren tersebut diberi nama “Syarabul
Muhibbin”, (Anggur Para Pencinta). Mengingat nama tersebut terkesan kurang
familiar untuk masyarakat Jawa. Maka nama “Syarabul Muhibbin”kemudian diganti
menjadi “Maulana Rumi”, yaitu disandarkan kepada salah satu tokoh sufi yang
keberadaan sangat terkenal dan memiliki pengaruh yang sangat kuat di wilayah
kajian sufisme, atau tasawwuf.
Pondok Pesantren Maulana Rumi, mulai ditempati pada 1
Januari 2012, bertepatan dengan perayaan tahun baru. Tradisi pembelajaran yang
diterapkan di Pondok Pesantren Maulana Rumi menggunakan sistem halaqah, yaitu
mendiskusikan isi kitab untuk memahami, bukan untuk mengkritisi isi yang
terdapat dalam kitab tersebut. Masing-masing santri sudah meyakini bahwa isi
kitab yang dipelajari adalah benar.
Tradisi pembelajaran yang diterapkan di pondok Pesantren
Sufi tidak hanya memperkenalkan aspek esoterik (tasawuf) dalam Islam sebatas
sebagai pengetahuan. Melainkan juga
sebagai amalan keseharian. Di setiap pengajian yang diadakan selalu ada ruang
bertanya bagi para santri yang ingin berkonsultasi mengenai perjalanan
spiritual yang mereka alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar